Metafora
Sekerat akar mampu ku hulur pada mu
Do saat dikau terkapai dan kelemasan
Di arus hidup yang tinggal sejangkal cuma
Katamu kau tak biasa berenang kesana
Engkau lah teman tanpa sangsi dan curiga
Setelah aku mendengar lirih ratapmu
Harumnya sekuntum melati di embunan pagi
Sewaktu kita melewati sedih dan tanah perkebebunan persahabatan
Tersasar aku di dalam mentafsir
aksara jujur dan ketelusan yang tepamer di wajahmu
Terlalu naïf untuk ku fahami
Metafora puisi dusta dan personafikasi kasih
Sukarnya untuk aku membuktikan kebenaran yang berpihak pada ku
Kerna peluang langsung tiada padaku
Sedarlah aku erti senyuman ada dendam yang tidak pernah padam
Pada lirik mata mu ada pedang tajam yang merejam
Terima kasih atas pengalaman itu
Mengajak aku kembali mengenal diri
Terpaksa lagi menyusuri jalan2 sepi
Masih biasakah ku temui sekuntum melati yang tidak berduri..................
-nice-
-my heart- 10.15am. khamis
0 Komentar:
Post a Comment